Beranda >

Berita > 2017, 1.251 Temuan Kasus Penyakit TBC di Kota Bogor


23 Maret 2018

2017, 1.251 Temuan Kasus Penyakit TBC di Kota Bogor

Plt. Wali Kota Bogor Usmar Hariman menyebut penyakit Tuberculosis (TBC) termasuk 10 besar penyakit yang mematikan di dunia setelah penyakit jantung dan diabetes. Bahkan tercatat di 2017 ada 1.251 penemuan kasus penyakit TBC di Kota Bogor. Untuk itu ia mengajak semua untuk melakukan tindakan pencegahan (preventif) dengan cara menjaga kesehatan.

“Memang sangat miris, cukup banyak penderita TBC yang tidak sempat tertolong, meninggal akibat TBC, indikasinya menunjukkan banyak sekali kasusnya, “ kata Usmar saat menghadiri peringatan Hari TBC di Taman Sempur, Kota Bogor, Jumat (23/03/2018).

Ia berharap dengan peringatan Hari Tuberkulolis Sedunia (HTBS) dapat memotivasi jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan masyarakat untuk bahu membahu mengatasi permasalahan ini. “Kita sadar untuk menghilangkan tidak mungkin, tetapi minimal kita dapat melakukan pencegahan dengan berbagai pendekatan,” tuturnya.

Tindakan pencegahan yang dimaksud adalah bagi yang sudah terjangkit TBC dapat dilakukan dengan pengobatan dan bagi yang belum melalui pendekatan preventif dengan menghimbau untuk menjaga kesehatan dan lingkungan. “Jalani pola hidup sehat dan hal lain yang bisa dilakukan untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat, jangan hanya tindakan kuratif saja, “ jelas Usmar.

Menurutnya penyakit TBC termasuk penyakit yang pengobatannya harus ditangani jangka panjang. Kunci pengobatannya adalah kontinyu, jika tidak para penderita TBC harus mengulang terus dari awal. Salah satu penghambat dalam pengobatannya sendiri adalah pola hidup masyarakat dan situasi kondisi sosial perekonomian. “Faktor pikiran, situasi internal dan eksternal rumah maupun lingkungan menyebabkan seseorang tertular penyakit TBC,” ujarnya  

Selain itu, faktor kultur sosial menjadi penyebab sulitnya memberantas  penyakit TBC, seperti depresi, latar belakang sosial budaya dan lainnya yang mengakibatkan para penderita TBC merasa dikucilkan. “Kepada para tenaga kesehatan saya himbau untuk senantiasa ramah dalam melayani masyarakat dan harus “jemput bola”,” jelasnya.  

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Rubaeah merinci berdasarkan data Tuberkulosis tahun 2017, penderita TB yang ditemukan berjumlah 1188 kasus dari target 1096. Pada tahun 2017 ditemukan kasus baru TB Paru Basil Tahan Asam (BTA) positif sebesar 108,3 persen dan pada tahun 2016 angka kesembuhan mencapai 89 persen. Kasus dengan penderita Tuberkulosis Multi Drug Resistant (TB MDR) yang sudah ditemukan di Kota Bogor berjumlah 57 orang. Untuk pasien TB dengan HIV positif berjumlah 5 orang, 1 orang mendapatkan Antiretroviral (ARV) dan menerima Panduan Praktek Klinis (PPK).

Salah satu strategi penanggulangan Tuberkulosis kata Rubaeah yang dilakukan Dinkes Kota Bogor melalui layanan Directly Observed Treatment Short-course (DOTS) yang merupakan pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung. “Penanggulangan Tuberkulosis sendiri merupakan program nasional yang harus dilaksanakan diseluruh Unit Pelayanan Kesehatan termasuk Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan rumah sakit,” katanya.

Ia menyebut di Kota Bogor layanan DOTS sudah tersedia di 25 Puskesmas dan 10 rumah sakit antara lain, RSUD Kota Bogor, RS Marzoeki Mahdi, RS Medika Dramaga, RS PMI, RS Azra, Bogor Medical Centre, RS Hermina, RS Salak, RS Melania dan RS Islam.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengatakan, kegiatan ini termasuk sosialisasi mengajak orang untuk sehat,” Saya berharap bahwa rangkaian kegiatan peringatan ini mampu memotivasi para petugas maupun warga Kota Bogor untuk meminimalisir penularan penyakit TBC,” ungkap Ade.

Terkait data di 2017 ada 1.251 kasus warga Kota Bogor yang menderita TBC, Ade meyakini masih ada penderita TBC lain yang berada diluar data tersebut. ”Sudah menjadi tugas pemerintah untuk terus mendeteksinya, diantaranya  melalui pemeriksaan dahak sehingga nantinya terlihat. Salah salah satu peningkatan pelayanan dalam bidang kesehatan melalui peningkatan sarana prasarana puskesmas,”ujar Ade. (humas:rabas/hari/dila/arif-SZ)